MotoGp- Francesco 'Pecco' Bagnaia memang telah dipastikan bakal naik ke MotoGP tahun depan bersama Ducati lewat Alma Pramac Racing, namun pembalap Sky Racing VR46 Mot02 ini mengaku sempat 'galau' saat mendengar bahwa Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis menginginkannya.
Bagnaia menandatangani kontrak dengan Pramac dan Ducati pada Februari Ialu, dan fakta ini membuat Yamaha kecewa gagal merekrutnya.
Di sisi lain, tim satelit mereka, Tech 3 Racing telah memutuskan bakal hijrah ke KTM tahun depan, dan hal inilah yang membuat Bagnaia akhirnya memilih Pramac.
"Saya bicara dengan Pramac pada November tahun Ialu. Mereka dan Ducati adalah target saya. Ducati adalah motor yang sangat saya sukai.
Saat saya dengar Yamaha menginginkan saya, rasanya sangat sulit. Kedua tim ini berbeda tapi sama-sama bagus," ujar Bagnaia kepada Crashnet.
"Sangat sulit berkata 'ya' pada Yamaha karena mereka tak punya tim satelit. Jadi saya memilih Ducati. Prospek saya dengan mereka sangat baik.
Saya punya kontrak panjang, yakni dua tahun plus opsi setahun. lni cara yang baik untuk memulai MotoGP. Etos kerjanya berbeda,jadi saya butuh Iebih dari setahun untuk memahami segalanya," ungkapnya.
Rider Italia berusia 21 tahun ini juga mengaku sama sekali tak mendapat paksaan untuk bergabung dengan Yamaha dari sang mentor di VR46 Riders Academy sekaligus rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi. Bagnaia justru menyatakan bahwa The Doctor yakin Ducati bisa menjadi pilihan yang baik.
"Saya dan Vale banyak diskusi. Ia bilang keputusan ada di tangan saya. Ia bilang Ducati berkembang pesat dan bisa jadi pilihan yang baik. Seorang rookie harus belajar segalanya dengan cepat, dan mungkin dengan Yamaha bakal lebih mudah.
Tapi Vale bilang keputusan ada di tangan saya, dan hanya tanda tangan saat saya benar-benar sudah siap," pungkas
Bagnaia.
0 comments
Post a Comment